Kisah Yuli, Wanita Sarjana S1 yang Hampir Gila Karena Dibutakan Cinta! Bukan Karena Ditolak Atau Kekasihnya Selingkuh, Ternyata Alasannya Bikin Miris...


Seorang gadis bernama Yuli menjadi hampir gila setelah lamaran kekasihnya ditolak oleh orangtuanya. Mimpinya untuk bersanding di pelaminanpun gagal hingga Yuli hampir kehilangan jiwanya dan harus diobati dengan cara ruqyah.

"Mak… Aku minta kawin.” Suara itu terdengar parau menyayat hati, sepasang bola mata gadis malang itu terlihat membentuk lorong.

Nama gadis itu Yuli. Wajahnya yang ayu nampak muram, seolah cahaya di wajahnya telah pergi bersama separuh hatinya yang membuat ia terus menyebut-nyebut kalimat “Mak, aku minta kawin” bak kaset rekaman yang rusak.

Terkadang, bila seorang pergi dari hidup kita ia juga membawa separuh hati kita pergi. Yuli tengah bertarung melawan kesakitan itu, meraung-raung meminta separuh hatinya kembali agar hatinya utuh. Namun, rindu Yuli bagaikan pungguk merindu rembulan, cinta yang telah lama ia nantikan untuk disatukan dalam bahtera rumah tangganya kandas seketika saat ia harus menghadapi kenyataan: Lamaran kekasihnya ditolak oleh orangtuanya. Kini sang gadis sarjana S1 itupun menghabiskan waktunya dengan kejiwaannya yang terganggu.

Kesedihan mendalam terlihat di dua pasang bola mata orangtua Yuli. Mungkin mereka benar-benar merasa bersalah dengan apa yang mereka perbuat. Ibu Yuli mengerutkan dahinya, menatap nanar dan penuh harap lalu membuka mulutnya, “Tolonglah, Ustadz… Sembuhkan anak kami, Yuli… Kami sekarang ikhlas dia menikah dengan siapapun asalkan anak kami sembuh”

“Saya hanya bisa berdoa dan berikhtiar, Bu. Saya akan mencoba meruqyah anak ibu semampu saya” jawab sang Ustadz tulus.

Iapun membuat sebuah ramuan rendaman mujarab dari campuran daun bidara, daun sirih, jeruk nipis yang dicampur dalam seember besar air lalu meruqyahnya.

“Yuli, ke mari” Ucapnya seraya menuntunnya masuk ke dalam gentong berwarna berisi air.

Yuli menurut saja, tetapi langkah kakinya bagai mayat dalam ritual Ma’nene di Toraja. Terang sekali, ia bagai mayat berjalan. Dalam hati sang Ustadz membatin, pastilah luka dalam jiwanya ini begitu dalam. Ia menjadi sangat iba pada Yuli. Saat proses meruqyahnya, dengan izin Allah, ia berusaha tulus ingin menyembuhkannya, ditambah orangtuanya sangat menumpukan harapannya pada sang Ustadz.

Berhari-hari sang Ustadz meruqyahnya secara berkala. Lantunan demi lantunan ayat ruqyah dibacakan padanya, guyuran demi guyuran obat herbal telah tandas untuk mengobati gadis itu. Alhamdulillah, setelah sesi ruqyah ke sekian kalinya, ketika Yuli membuka matanya setelah mengerjap-kerjap beberapa kali, tatapan matanya tak lagi kosong. Allah telah mengisi kembali kehampaannya dengan kasih sayang-Nya. Wajah Yuli pun menghangat dan cerah dengan semangat baru. Allah Maha Baik.

Pada satu kesempatan khusus Yuli akhirnya mencurahkan isi hatinya pada sang Ustadz. Airmatanya meleleh seketika wajahnya berusaha menahan luapan emosi yang membuat wajahnya merah padam.

“Ustadz, hatiku hancur sehancur-hancurnya… orangtuaku tidak menyetujuiku menikah dengan pria yang aku cintai, akhirnya entah mengapa dada ini terasa sangat nyeri, kepalaku terasa sangat sakit, dan aku kehilangan kesadaran. Aku baru tersadar kembali setelah bertemu dengan Ustaz”

Ustadz lalu mengernyitkan dahinya, curahan hati Yuli serasa menohok ulu hatinya. Ia berbisik dalam hati, "Aku tidak lebih beruntung darimu, Yuli. Aku pernah mencintai seseorang, tetapi belum sampai tangan ini hendak meraihnya, cintaku ia tolak mentah-mentah. Kau masih sempat diperjuangkannya, Yuli, hanya saja terkadang takdir memang ganas melindas harapan. Membuat kita menjadi menganga-ngaga harus menerima realita. Cinta memang tidak selalu berakhir bahagia, terkadang jika kita terlalu menghamba pada cinta manusia, kita lupa akan cinta yang hakiki, cinta pada-Nya, hingga Dia menimpakan pedihnya ditinggal cinta, agar harapan itu kembali ditumpukan kepada-Nya.

Agak lama Sang Ustadz menghabiskan waktu untuk menasihati Yuli agar ia lebih kuat menata kembali kepingan-kepingan hatinya. Perkara patah hati memang tak pernah mudah untuk diatasi.

Orangtua Yuli mengulum senyum, terharu, senang, dan luapan syukur terbit di wajah keduanya. Anak gadisnya telah kembali menjejak bumi. Berulang kali orangtua Yuli mengucapkan terimakasih pada Ustadz saat mengantar pulang. Sebelum ia meninggalkan rumahnya ia menasihati orangtua Yuli agar mencarikan jodoh yang dicintainya dan segera dinikahkan.

Segera setelah itu, orangtua Yuli menyelipkan amplop tebal di saku baju sang Ustadz dengan antusias. Uang. Uang tidak akan dapat membeli cinta sejati. Biarlah cintaku terantung di langit tinggi. Ada 73 bidadari surga yang menanti diri yang akan memperebutkan cinta sang mujahid yang syahid. "Aku ikhlas dengan cobaan di dunia ini karena jiwaku pun sesungguhnya terluka karena tak pernah berbalas cinta ini. Aku melihat arak-arak awan-gemawan sembari menutup pergumulan hati ini," ujar Sang Ustadz dalam hati.

sumber: cerminan

Related Posts

Kisah Yuli, Wanita Sarjana S1 yang Hampir Gila Karena Dibutakan Cinta! Bukan Karena Ditolak Atau Kekasihnya Selingkuh, Ternyata Alasannya Bikin Miris...
4/ 5
Oleh